MAKALAH
REPRODUKSI KARYA ILMIAH
disusun
oleh:
1.
Nurul Mei Amalia (4101412068)
2.
Irwan Fauzan Khakim (4101412191)
3.
Ajeng Rizki Rahmawati (4201412026)
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah masih banyak kesalahan baik dari segi isi
penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu segala kritik dan
saran yang bersifat membangun guna perbaikan makalah ini lebih lanjut akan kami
terima dengan senang hati.
Terima kasih
Semarang, 18
September 2013
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Reproduksi karya ilmiah merupakan bentuk karya ilmiah yang disusun atas
dasar karya ilmiah yang telah ada. Bentuk reproduksi karya ilmiah antara lain:
ringkasan, ikhtisar, sinopsis, dan resensi. Istilah ringkasan, ikhtisar, dan
sinopsis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti yang sama. Pengertian
yang sama juga ditemukan pada American Heritage Dictionary dan
Merriam-Webster’s Ana Bridget Dictionary. Namun istilah ringkasan, ikhtisar,
dan sinopsis memiliki arti yang berbeda dalam dunia tulis-menulis. Ringkasan
merupakan salah satu bentuk karangan ilmiah singkat yang berasal dari karangan
ilmiah yang panjang. Ringkasan dibedakan dengan ikhtisar. Bila ringkasan
disajikan dengan menggunakan bahasa pengarang asli, struktur penyajian, dan
gaya bahasa mempertahankan yang asli. Maka ikhtisar menggunakan gaya bahasa,
struktur penyajian, dan sudut pandang penulis ikhtisar. Sedangkan sinopsis
merupakan ringkasan dan atau ikhtisar yang pada umumnya diterapkan untuk karya
naratif, baik fiksi maupun non-fiksi. Contohnya: sinopsis film, sinopsis
novel, dan sinopsis drama. Adapun tujuan membuat ringkasan, ikhtisar, dan
sinopsis adalah memahami dan mengetahui isi buku/tulisan/cerita. Dalam membuat
suatu ringkasan, ikhtisar, dan sinopsis harus memperhatikan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Menentukan naskah yang akan
dibuat ringkasan (Karya Ilmiah, Naratif);
2. Membaca secara keseluruhan naskah
asli untuk mencari gambaran umum;
3. Rumuskan dan tentukan tema
ringkasan;
4. Cari ide-ide pokok yang tertuang
dalam naskah asli;
5. Cocokan sekali lagi ringkasan
yang telah dibuat dengan naskah asli untuk menghindari bagian-bagian penting
yang tertinggal.
B.
Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui
perbedaan ringkasan, ikhtisar, dan sinopsis.
2. Mengetahui
pengertian resensi
3. Mengetahui
hakikat tinjauan pustaka.
4. Mengetahui
hakikat kajian teori.
5. Mengetahui
hakikat kerangka berpikir.
C.
Rumusan
Masalah
Sehubungan dengan latar belakang dan tujuan
penulisan di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa
perbedaan ringkasan, ikhtisar, dan sinopsis?
2. Apa
pengertian resensi?
3. Apa
hakikat tinjauan pustaka?
4. Apa
hakikat kajian teori?
5. Apa
hakikat kerangka berpikir?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Ringkasan,
Ikhtisar, dan Sinopsis
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah ringkasan, ikhtisar,
abstraksi, dan sinopsis memiliki arti yang sama.
Sinopsis
n ikhtisar karangan ilmiah yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan
karangan asli yang menjadi dasar sinopsis itu; ringkasan; abstraksi. Ringkasan:hasil meringkas; ikhtisar;
singkatan cerita, dll.
Ikhtisar:
n pandangan secara ringkas (yang penting-penting saja); ringkasan.
Pengertian yang sama antara sinopsis,
ringkasan, dan ikhtisar juga dapat dilihat pada American Haritage Dictionary dan Merriam-Webster’s Anabridged
dictionary berikut:
·
American
Haritage Dictionary
Syn·op·sis:
A brief outline or general view, as of a subject or written work; an abstract
or a summary. [Late Latin, from greek synopsis, general view: sun-, syn- +
opsis, view; see ok w –
below.]
·
Merriam-Webster’s
Anabridged Dictionary
Main Entry:syn-op-sis
Etymologu:
Late Latin, from greek, general view, estimate, synopsis, from synopsesthai to
be going to have a general view, be going to comprehend (from syn- + opsesthai
to be going to see) + -sis—more at OPTIC
1:
a brief orderly outline affording a quick general view (of a treatise or
narrative) : a condensed statement: ABSTRACT *synopsis of a scientific report*
*synopsis of the week’s news*
2
a : abrief outline summarizing the action of a proposed screen play or
television script b : a summary of completed film (as for cataloging in a film
library)
3
: a conjugation by one person and number
Synonyms
see ABRIDGMENT
Berdasarka penjelasan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, American Haritage Dictionary, dan Merriam Webster’s Anabridged Dictionary
sinopsis, ringkasan, dan ikhtisar memiliki makna yang sama dan dapat
dipertukarkan penggunaannya. Namun, dalam penggunaan di dalam dunia
tulis-menulis, ketiga istilah itu dibedakan.
Ringkasasn(percis) merupakan salah satu bentuk karangan ilmiah singkat yang
berasal dari karangan ilmiah yang panjang. Ringkasan merupakan suatu
keterampilan mengadakan reproduksi dari karya ilmiah yang sudah ada. Ringkasan
sebagai hasil meringkas harus sama dengan karangan aslinya sehingga struktur
dan kelengkapan unsur rigkasan harus sama dengan karangan aslinya.
Ringakasan dibedakan dengan ikhtisar.
Ringkasan disajikan dengan menggunakan bahasa pengarang asli,struktur
penyajian, dan gaya bahasa mempertahankan yang asli, ikhtisar menggunakan gaya
bahasa, struktur pen, struktur penajian, sudut pandang penulis ikhtisar.
Penulis ringkasan harus meyajikan semua bagian karangan asli dengn serba
singkat sedngkan penulis ikhtisar dapat memilih pokok-pokok yang dianggap
penting untuk disjikan dalam ikhtisar. Bagian-bagian yang dianggap kurang
penting atau kurang menunjang dapat ditinggalkan.
Sinopsis merupakan ringkasan dan atau
ikhtisar yang pada umumnya diterapkan untuk karya naratif, baik fiksi maupun
nonfiksi. Dalam media massa sering ditemukakn sinopsis film, sinopsis novel,
maupun sinopsis drama. Dalam Merrian Webster’s pengrtian kedua dari syn-op-sis adapun, abstrksi sering
digunakan pada laporan penelitian, skripsi, tesis, atau disertasi untuk maksud
yang sma dengan ringkaasan.
Tujuan membuat ringkasan adalah memahami
dan mengetahui isi buku, tulisan, atau cerita. Latihan-latihan untuk mencapai
tujuan tersebut dimulai dengan membaca karangan/cerita dengn cermat serta
munuliskan kembali dengan tepat. Seseoran tidak akan membuat sinopsis,
ringkasan, dan ikhtisar dengan baik jika tidak dapat membaca dan memahami
karang dengan baik. Peringkas harus dapat membedakan gagasan-gagasn utama
dengan gagasan-gagasan pengembang.
Langkah-langkah membut sinopsis,
ringkasan, dan ikhtiasar adalah sebagai berikut :
1. Pilih
naskah (karya ilmiah, naratif) yang sesuai dengan bidang keahlian yang
diminati.
2. Bacalah
naskah asli, kalau perlu diulang beberapa kali untuk mendapatkan gambaran umum
isi dan struktur (karya ilmiah) serta alur cerita (naratif).
3. Rumuskan
dan catat tema (karya ilmiah, naratif).
4. Sambil
membaca ulang, catatlah judul, subjudul, topik, dan pikiran pokok secara
sistematis. Untuk naratif, catat pokok-pokok kejadian yang merupakan inti alur
sehingga ditemukan struktur naratif (alur cerita).
5. Cocokkan
catatan dengan naskah asli untuk menemukan bagian-bagian karay ilmiah atau
naratif yang belum terekam dalam catatan. Lengkapi jika diperlukan.
6. a.
Ringkasan
Susunlah
draf ringkasan berdasrkan catatan pada langkah ke-4 dengan tetap mrnggunakan
sistematika dan sudut pandang yang digunakan pada naskah asli.
b.
Ikhtisar
Pilihlah
pokok-pokok isi berdasrkan pada langkah ke-4 sesuai dengan kebutuhan, kemudian
susunlah draf ikhtisar dengan menggunakan gaya bahasa, sudut pandang, dan sistematika
sendiri.
c.
Sinopsis
Urutkan
pokok-pokok kejadian dari awal sampai akhir sehingga terbentuk alur cerita.
7. a.
Ringkasan
Cocokkan
draf dengan naskah asli untuk mengetahui apakah pokok-pokok isi draf dan
sistematika sudah sama dengan naskah asli atau belum, jika belum lakukan
penyempurnaan.
b.
Ikhtisar
Cocokkan
draf dengan pokok-pokok bahasan yang telah dipilih pada langkah ke-6b, cek pola
penyajian menarik atau belum,lakkan penyrmpurnaan bila diperlukan.
c.
Sinopsis
Cocokkan
ringkasn alur cerita dengan cerita aslinya. Usahakan unsur-unsur dramatik
(kejadian yang menarik, mrmikat) masih tetap muncul.
8. Cek
jumlah kata/halaman draf ringkasan/ikhtisar/sinopsis apakah sudah sesuai dengan
kebutuhan atau belum, jika terlalu singkat-- lakukan pengembangan, bila terlalu
panjang-lakukan penyingkatan.
9. Periksa
penggunaan bahasa (kalimat harus efektif, lebih baik menggunakan kalimat
tunggal, kohesi dan koherensi paragraf, penggunaan EYD, kaidah tata-tulis).
Bila perlu lakukan koreksi dengan teman sejawat atau meminta komentar guru.
10. Tulis
kembali draf ringkasan/ikhtisar dengan rapi sesuai dengan format yang dimianta.
B.
Resensi
Jenis tulisan yang memiliki hubungan
dengan ringkasan ikhtisar adalah resensi. Resensi adalah suatu ulasan mengenai
nilai sebuah karya atau buku. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para
pembaca apakah sebuaah buku atau karya itu patut mendapat sambutan dari
masyarakat atau tidak. Seorang resensi bertolak dari tujuan untuk membantu para
pembaca menentukan perlu tidaknya sebuah buku/karya sastra dibaca. Penulis
resensi juga harus mempertimbangkan kemungkinan selera membaca. Karena
pertimbangan penulis resensi juga harus mempertimbangkan kemungkinan selera
membaca, maka sebuah resensi yang dibuat disuatu majalah tertentu mungkin tidak
sama dengan resensi pada majalah lain. Ada buku yang cocok dibaca oleh anak
muda, ada pula yang cocok untuk orang tua. Jenis kelamin dan tingkat pendidikan
juga dapat menentukan selera pembaca.
Untuk memberi pertimbangan atau
penilaian secara objektif atas sebuah buku/karya sastra, penulis resensi harus
mempertimbangkan dua faktor. Pertama, penulis resensi harus memahami benar
tujuan pengarang asli. Kedua, presensi harus menyadari sepenuhnya apa maksud
pembuat resensi itu. Tujuan pengarang buku dapat diketahui dengan membaca kata
pengantar atau bagian pendahuluan buku. Dengan melihat tujuan dan apa yang
dipaparkan dalam buku, penulis resensi akan dapat menilai apakah dengan teks
tersebut tujuan yang dimaksudkan dapat tercapai dengan baik atau belum.
Singkatnya, presensi harus memperhatikan kewajiban mana yang harus dipenuhi
dalam membuat resensi itu, yaitu kewajibannya terhadap para pembaca dan
bagaimana penilaiannya atas buku tersebut.
Pokok-pokok penilaian atau sasaran
resensi buku/karya sastra adalah sebagai berikut.
1.
Latar belakang
Penulis
resensi perlu memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca akan latar belakang
buku/karya sastra yang mencakup tema, tujuan penulisan, dan deskripsi singkat
mengenai buku/karya sastra yang akan diresensi. Deskripsi dapat berupa gambaran
isi singkat (abstraksi, ringkasan, ikhtisar, sinopsis) dan dapat pula mengenai
latar belakang penerbitan dan identitas fisik/karya sastra. Dengan demikian
sebelum disajikan analisis dan penilaian buku/karya sastra, pembaca mengetahui
serba sedikit mengenai buku tersebut.
2.
Jenis buku/karya
Pembaca
pada umumnya ingin mengetahui sesuatu bila sebuah buku//karya sastra baru
diterbitkan. Peresensi perl menunjukkan bukku/karya sastra baru tersebut masuk
golongan buku/karya sastra yang mana berdasarkan klasifikasi bidang ilmu.
Peresensi perlu pula menunjukkan perbedaan dan persamaannya dengan buku lain
yang sebidang. Dengan demikian pembaca akan melihat semua sisi dan secaralebiih
konkret memberikan penilaian. Dengan
mengadakan perbandingan itu diharapkan pembaca akan lebih tertarik utnuk
mengatahui isis buku secara keseluruhan.
3.
Keunggulan buku/karya sastra
Faktor
lain yang digunakan untuk memberi evaluasi adalah segi menarik dari buku/karya
sastra yang diresensi. Buku yang menulis bidang yang sama dapat berbeda yang
menyebabkan perbedaan nilai dan keunggulan buku. Hal pertama yang harus
diperhatikan untuk melihat keunggulan buku/karya sastra adalah segi organisasi
isi. Organisasi iini menyangkut hubungan antar satu bagian dengan bagian lain,
penekanan bagian-bagian isi, sistematika isi, dan lainnya. Segi keunggulan yang
lain adalah penggunaan bahasa. Sebaik apapun isi buku/karya sastra bila
disajikan dengan menggunakan bahasa yang tidak berkualitas, berbelit-belit dan
kaku akan mengaburkan isi. Berbeda jika bahasa yang digunakan sederhana, jelas,
teratur, taat asas, indah dan ekspresif (untuk karya sastra) akan mempermudah
pembaca dalam memahami isi buku. Hal lain yang dapat dilihat untuk menentukan
keunggulan buku/karya adalah teknik penyajian., pencetakkan, penjilidan, dan
lay out. Kesalahan dalam pencetakkan bisa merusak struktur isi dan kecantikan
buku/karya sastra.
Seorang
peresensi buku harus dapar menunjukkan keunggulan dengan memberikan penilaian
langsung, dengan memberikan kutipan-kutipan yang tepat dan menunjukkan
pertalian yang kompak antar bagian buku. Menilai sebuah buku/karya sastra
berarti memberi saran kepada pembaca untuk menerima atau menolak kehadiran
buku/karya sastra itu. Peresensi buku/karya sastra harus dapat menunjukkan
keunggulan dan kelemahan buku/karya sastra secara jujur dan objektif.
4.
Nilai buku/karya sastra
Mengkritik
berarti memberikan pertimbangan, menilai, dan menunjukkan kelebihan-kelebihan
dan kekurangan-kekurangan dengan penuh tanggung jawab. Tugas pokok peresensi
adalah memberikan sugesti kepada para pembaca apakah sebuah buku/karya sastra
patut dibaca/ditonton atau tidak. Ia harus melukiskan dasar-dasar dari
pendapatnya itu dan kriteria-kriteria yang digunakan. Keempat sasaran penilaian
(organisasi, isi, bahasa, dan teknik penyajian) tidak dapat diterapkan secara
mekanis. Sering suatu unsur mendapat penekanan lebih dari unsur lain. Penulis
resensi mungkin mengubah urutan yang kurang dipentingkan diulas secara singkat.
Nilai sebuah buku akan lebih kelihatan jika dibandingkan buku-buku lain yang
sejenis, baik yang ditulis oleh pengarang yang sama atau pengarang lain.
C. Tinjauan Pustaka
Suatu penelitian atau
karya ilmiah tidak berangkat dari kekosongan, tetapi didasarkan atas
hasil-hasil penelitian atau kajian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan kata
lain, hasil penelitian atau kajian sebelumnya dijadikan landasan dalam
menentukan topik, permasalahan, arah, dan tujuan penelitian atau kajian. Dengan
demikian, ilmu pengetahuan dan teknologi akan terus berkembang.
Penulis sebelum melakukan
penelitian atau kajian, bahkan sebelum menentukan permasalahan atau topik
kajian perlu melakukan tinjauan pustaka terlebih dahulu. Hal ini penting untuk
menentukan kedudukan hasil penelitian atau kajian terhadap kajian yang lain
yang telah dilakukan sebelumnya. Tanpa melakukan tinjauan pustaka, penulis bisa
tidak dapat melihat bobot dan nilai strategis hasil penelitian atau kajian yang
dilakukannya. Penulis akan terjebak pada pandangan sempit. Bisa jadi ia mengira
bahwa penalitiannya atau kajiannya merupakan hal yang baru tanpa ia ketahui
bahwa penelitian atau kajiannya sebenarnya sudah pernah diteliti atau dikaji
oleh orang lain. Kalau hasil penelitian atau kajiannya lebih baik dan lengkap
barangkali masih bisa bermanfaat sebagai penyempurna penelitian atau kajian
sebelumnya. Namun bila hasil penelitian atau kajiannya ternyata lebih dangkal
dari penelitian sebelumnya., hasil penelitian tersebuta menjadi tidak berarti.
Dengan melakukan
tinjauan pustaka sebelum melakukan penelitian atau kajian, penulis bisa
menentukan permasalahan atau topik yang lebih baik dan bermakna bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penulis bisa meletakkan penelitian
atau kajiannya sebagai penyempurna, pelengkap, pengembangan, pembanding, atau
uji ulang terhadap penelitian atau kajian yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Beberapa langkah yang
perlu dipertimbangkan dalam membuat tinjauan pustaka adalah sebagai berikut.
1.
Menentukan tema, topik, permasalahan,
atau tujuan penelitian/kajian.
2.
Mencari hasil-hasil penelitian atau kajian
yang memiliki kesamaan tea dengan tema yang telah dipilih, baik yang berupa
laporan penelitian, artikel, makalah, atau hasil penelitian yang telah
disajikan dalam bentuk buku.
3.
Mengurutkan hasil-hasil penelitian atau
kajian tersebut berdasarkan urutan waktu penelitian atau penerbitan.
4.
Mengkaji masing-masing hasil
penelitian/kajian berdasarkan urutan waktu untuk melihat alur perkembangan
kelimuan.
5.
Membandingkan masing-masing hasil
penelitian atau kajian dengan penelitian atau kajian yang akan dilakukan untuk
menemukan persamaan dan perbedaannya.
6.
Menentukan kedudukan penelitian atau
kajian yang akan dilakukan terhadap penelitian atau kajian lain yang telah
dilakukan sebelumnya.
D.
Kajian
Teori
Kajian teori sering disamakan dengan
landasan teori. Kedua hal tersebut pada hakikatnya hanya merupakan perbedaan
istilah namun dalam kenyatannya memiliki persamaan fungsi. Kajian teori mengacu
pada proses melakukan kajian terhadap satu atau beberapa teori atau beberapa
teori. Hasil kajin tersebut selanjutnya dijadikan landasan teoritis sebuah
penelitian atau kajian. Landasan teoritis lebih banyak mengacu pada hasil
sebuah kajiann teori atau sebuah teori yang dijadikan sebuah landasan
penelitian atau kajian. Kajian teori
tidak lengkap bila tidak sampai pada simpulan hasil kajian yang akan dijadikan
landasan teoritis. Demikian juga, landasan teoritis telah ditetapkan setelah
melalui prosespengkajian terhadap teori. Dengan demikian, kajian teori dan
landasan teoritis hanya merupakan perbedaan istilah dan sudut pandang terhadap
sebuah proses dan hasil kajian teori.
Landasan teoritis yang dihasilkan dari
proses pengkajian terhadap teori dijjadikan “pisau bedah” dalam memecahkan
masalah dan mencapai tujuan penelitian. Landasan teoritis dapat bermakna
sebagai landasan berpikir ilmiah dan pedoman kerja, baik dalam menjaring data
penelitian maupun menganalisis data penelitian. Landasan teoritis harus sesuai
dengan permasalahn dan tujuan penelitian serta variabel atau vokus penelitian.
Selain itu, landasan teoritis mestinya juga tercermin dalam instrumen
penelitian (kartu data, alat tes) serta langkah-langkah analisis data.
Landasan teoriis disusun dengan mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut.
1. Menentukan
teori yang sesuai dengan permasalahn atau tujuan penelitian
2. Mencari
referensi buku, artikel, makalah yang membahas teori atau topik yang
bersangkutan. Semakin banyak referensi semakin baik. Referensi diutamakan dari sumber utama berupa buku atau artikel
ilmiah yang terbaru.
3. Mengurutkan referensi berdasarkan tahun
terbitnya untuk mengetahui alur
perkembangan teori tersebut. Referensi yang paling tua dijadikan sumber utama
selanjutnya referensi-referensi yang lain merupakan pelengkap dan penyempurna.
4. Mengkaji
masing-masing referensi untuki menemukan keunggulan dan kelemahannya.
5. Membahas,
mempertimbangkan, dan membandingkan antara referensi satu dengan referensi lain
untuk mencari benang merah yang saling memperkokoh.
6. Merumuskan
kembali berdasarkan hasil kajian masing-masing teori. Hasil rumusan dapat
mengokohkan pendapat salah satu sumber, dapat menggabungkan dua atau beberapa
sumber, dan dapat pula menyusun rumusan baru berdasarkan tinjauan kritis
berbagai sumber. Hasil rumusan tersebut
dijadikan sebagai landasan teoritis dalam melakukan penelitian atau kajian.
E.
Kerangka
Berpikir
Kajian berpikir merupakan sebuah bagan
atau alur kerja dalam memecahkan permasalahan penelitian. Kerangka kerja
tersebut dimulai dari permasalahan sampai pencapaian tujuan. Dalam alur kerja
tersebut hendaknya terlihat kedudukan dan fungsi landasan teoritis serta
langkah-langkah penelitian.
Untuk mendapatkan sebuah kerangka
berpikir akan suatu hal bukan sesuatu yang mudah,diperlukan suatu pemikiran
yang mendalam, tidak menyimpulkan hanya dari fakta yang dapatterindra, atau
hanya dari sekedar informasi-informasi yang terpenggal. Selain itu
diperlukansebuah pemikiran yang cerdas dan mustanir (cemerlang) akan setiap
maqlumat tsabiqah (informasi ) yang dimilikinya dan berupaya dengan keras
menyimpulkan sesuatu kesimpulanyang memunculkan keyakinan .
Harus diingat kerangka berpikir pada
dasarnya adalah sebuah pemahaman, layaknya sebuah pemahaman maka pemahaman
tersebut dapat salah, kurang, atau tidak sempurna. Ini penting karena kadang
terdapat orang-orang yang memiliki kerangka berpikir yang salah yang pada
akhirnya melahirkan kesimpulan-kesimpulan yang salah pula. Sebuah kerangka
berpikir yang salah konsekuensinya akan semakin besar dibandingkan pemahaman
yang salah, karena kerangka berpikir biasanya akan membentuk pola sikap dan
pola pikir bagi yang memiliki kerangka berpikir tersebut.
Hasil dari kerangka berfikir, meliputi :
1.Perumusan
masalah.
2.Latar
belakang masalah
3.Pendekatan
terhadap masalah.
4.Cara
mengatasi masalah.
5.Langkah
- langkah yang ditempuh dalam mengatasi masalah.
6.Hipotesa
diajukan jika sudah ditetapkan akar masalah dan cara pengatasan masalah.
7.Desain
penelitian : metode dan cara pengumpulan data yang akan dilakukan untuk
mendukung hepotesa yang diajukan.
8.Teknik
pengolahan data disesuaikan dengan pendekatan yang dilakukan.
9.Penarikan
kesimpulan harus tetap konsisten dengan apa yang tertera / tercantum dalamdata,
inkonsistensi penarikan kesimpulan akan menghasilkan antithesa alias
"penelitian amburadul".
Kerangka berfikir merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungandengan berbagai factor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sekaran, 1992).Kerangka berfikir
harus menjelaskan pertautan secara teoritis antar variable yang akan
diteliti.Jadi harus dijelaskan hubungan antara variable independent dan
variable dependen, dan jika adakedudukan variable moderator dan intervening
dalam penelitian.Kerangka berfikir perlu dikemukakan apabila dalam penelitian
tersebut berkenaan dua variableatau lebih.Kriteria utama agar suatu kerangka
pemikiran dapat meyakinkan sesama ilmuwan adalahalur pikiran yang logis dalam
membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkankesimpulan berupa hipotesis.
Kerangka
berfikir yang baik
adalah:
1.Variabel-variabel
yang diteliti harus jelas
2.Diskusi
dalam kerangka berfikir harus menjelaskan hubungan/pertautan antar variabelyang
diteliti dan teori yang mendasari
3.Diskusi
harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar variabel itu positif atau negative, berbentuk
simetris, kausal, atau interaktif (timbale balik)
4.Kerangka
berfikir tersebut dinyatakan dalam diagram (paradigma penelitian), sehingga mudah
dipahami.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dari pembahasan, maka
dapat disimpulkan :
1. Ringkasan
adalah penyajian karangan atau peristiwa yang panjang dalam bentuk yang singkat
dan efektif , sari karangan tanpa hiasan, ringkasan sebuah buku, bab, ataupun
artikel. Sedangkan Rangkuman adalah ekstrak dari suatu tulisan, berita atau
sesuatu pembahasan, sehingga bisa menyimpulkan dengan singkat suatu tulisan,
berita atau pembahasan tersebut. Dan ikhtisar pada dasarnya sama dengan
ringkasan dilihat dari tujuannya, keduanya mengambil betuk kecil dari suatu
karangan panjang. Perbedaannya ikhtisar tidak mempertahankan urutan gagasan
yang membangun karangan itu, terserah pada pembuat ikhtisar.
2. Resensi
adalah suatu ulasan mengenai nilai sebuah karya atau buku. Resensi bertujuan menyampaikan
kepada para pembaca apakah sebuaah buku atau karya itu patut mendapat sambutan
dari masyarakat atau tidak
3. Tinjauan
Pustaka adalah
4. Kajian
Teori adalah
5. Kerangka
berpikir adalah
DAFTAR PUSTAKA
Doyin,
Mukh dan Wagiran. 2010. Bahasa Indonesia. Semarang :
Universitas Negeri Semarang Press
(diakses
17 September 2013)